Manajemen Ketidakhadiran dan Manajemen Tenaga Kerja

No Comments

Untuk anda yang masih bingung dalam pembuatan produk kosmetik, kini di jasa maklon kosmetik murah surabaya menyediakan jasa pembuatan produk personal seperti sabun herbal, body lotion, day cream, body care, skin care dan produk kosmetik milik anda sendiri.



Manajemen ketiadaan itu adalah komponen kunci dari manajemen tenaga kerja tidak benar-benar membutuhkan penyebutan eksplisit. Namun, ketidakhadiran yang direncanakan dan tidak direncanakan adalah fakta universal kerja dan banyak organisasi mungkin menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Image result for Ketidakhadiran  Tenaga Kerja

Ada beberapa cara untuk meminimalkan ketidakhadiran dan dampaknya. Pertama, kita perlu melihat faktor-faktor yang menyebabkan ketidakhadiran, terutama ketidakhadiran yang tidak direncanakan yang lebih mengganggu untuk bekerja.


<b> Alasan Ketidakhadiran </ b>

<ul>
<li> KECEPATAN JANGKA PENDEK: Penyakit jangka pendek adalah penyumbang utama ketidakhadiran yang tidak direncanakan. Seorang karyawan mungkin menelepon dalam keadaan sakit, atau membuat semacam sertifikat untuk membuktikan penyakitnya </ li>
<li> PENYAKITAN JANGKA PANJANG: Ketiadaan semacam ini biasanya ditutupi oleh sertifikat </ li>
<li> UNAUTHORIZED ABSENCE ATAU LATECOMING YANG BERTAHAN: Karyawan itu mungkin hanya absen diri sendiri tanpa alasan apa pun, atau mungkin menjadi orang yang biasa-biasa saja </ li>
<li> ABSEN YANG BERLAKU: Karyawan berhak atas berbagai jenis cuti sesuai dengan ketentuan undang-undang ketenagakerjaan. Ini termasuk liburan tahunan, cuti hamil (dan paternitas), cuti pendidikan, dan sebagainya. Ketiadaan semacam ini dapat dijadwalkan dan pengaturan kerja alternatif dapat dilakukan melalui perencanaan awal </ li>
</ ul>


<b> Mengukur Ketidakhadiran dan Biayanya </ b>

Banyak organisasi tidak mau repot mencari tahu biaya absensi karyawan, alasan ketidakhadiran dan cara mengurangi dampaknya. Dengan fokus yang tepat, ketiadaan dapat dikontrol sampai batas tertentu, dan manfaat yang dihasilkan dapat menjadi signifikan.

Dengan mengumpulkan jam absen (termasuk jam larut) dan membandingkannya dengan total jam yang tersedia selama periode tersebut, kita dapat menghitung persentase waktu yang hilang karena ketidakhadiran. Dengan membandingkan persentase untuk periode yang berbeda, tren ketidakhadiran dapat dipantau.

Dengan departemen dan bagian pemantauan bijaksana dari tren, bahkan mungkin untuk mengidentifikasi beberapa alasan yang mendasari absensi yang tinggi. Misalnya, kondisi kerja yang buruk atau manajer atau supervisor yang buruk dapat memperburuk masalah di departemen atau bagian.

Ketidakhadiran juga dapat diukur oleh masing-masing pekerja. Jumlah dan panjang absen setiap karyawan selama periode 52 minggu dicatat. Masalah karyawan dapat diidentifikasi dan alasan yang mendasari ketiadaan mereka dapat diselidiki.


<b> Kebijakan dan Tindakan untuk Manajemen Ketidakhadiran </ b>

Survei telah mengungkapkan bahwa penyakit merupakan faktor utama ketidakhadiran. Studi-studi juga menunjukkan bahwa ketiadaan yang terkait dengan stres meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Manajemen absensi dimulai dengan kebijakan yang jelas untuk memungkinkan karyawan mengambil cuti karena sakit. Kebijakan harus memenuhi persyaratan minimum berdasarkan undang-undang, dan dapat lebih liberal untuk menarik karyawan yang lebih baik.

Kebijakan harus dikomunikasikan dengan jelas kepada karyawan. Secara khusus, karyawan harus sepenuhnya mengetahui prosedur untuk memberikan izin cuti sakit, seperti siapa yang harus diberitahu, kapan sertifikat dokter atau pemeriksaan oleh dokter perusahaan diperlukan dan juga persyaratan wawancara kembali ke tempat kerja.

Menerapkan sistem untuk mengukur ketidakhadiran oleh departemen / bagian dan oleh karyawan. Mencari bantuan profesional kesehatan kerja untuk mengurangi insiden penyakit dan stres dapat membantu mengurangi insiden masalah kesehatan dan cedera di tempat kerja.

Tingkat ketidakhadiran yang sangat tinggi dan terus-menerus harus ditangani melalui prosedur disiplin.


<b> Kesimpulan </ b>

Manajemen absen merupakan komponen penting dari manajemen tenaga kerja. Absen dapat terjadi karena faktor yang berbeda. Mengelola absensi dimulai dengan organisasi yang mengukur tingkat ketidakhadiran dan mengidentifikasi alasannya. Begitu gambaran yang jelas tersedia, organisasi akan merasa lebih mudah untuk mengatasi tingkat ketidakhadiran yang sangat tinggi.

Studi menunjukkan bahwa penyakit dan stres adalah faktor penyumbang utama ketidakhadiran. Ini adalah ketidakhadiran yang tidak direncanakan dan menyebabkan lebih banyak gangguan. Kami melihat ketidakhadiran penyakit secara lebih rinci dalam artikel terpisah.

back to top